Kamis, 28 April 2016

Review Captain America 3 : CIVIL WAR

CAPTAIN AMERICA  : CIVIL WAR

Film yang paling saya tunggu setelah Batman v Superman, yang lagi-lagi merupakan pertarungan dua Superhero di jagat komik. Captain America vs Ironman.

Oke, kita mulai dari ide Russo bersaudara (sutradara Captain America) yang merasa tertantang persis setelah Snyder mengumumkan bahwa film berikutnya yang akan disutradarainya adalah Batman V Superman, well... ini yang penonton butuhkan, tantangan seperti ini yang membuat Russo bersaudara langsung membuat ide film Civil War. Jadi penonton bisa makan Popcorn atau Ice Cream nih, bisa mendapatkan kenikmatan berbeda, karena selama ini Marvel kebanyakan terlihat main sendiri di jagat perfilman Superhero.

Dan, hal ini benar-benar membuat kualitas yang jauh meningkat dibanding film The Avengers : Age Of Ultron yang menurut saya hanya seperti penerus dari The Avengers saja, tapi untuk Civil War, Marvel (disini bisa dibilang Russo bersaudara) berhasil membuat saya terpesona dengan aksi-aksi keren para Superhero. Walaupun ada sedikit kemiripan lagi dengan Batman V Superman, kenapa Capten America  dan Ironman berantem, (dan saya yakin bukan disengaja) tapi gak akan saya tulis disini karena takutnya Spoiler. Yang pasti nama ibu mereka berbeda.. Hehehee...
Anthony dan Joe Russo

Russo bersaudara (Anthony dan Joe) cukup cerdas dalam menyusun adegan per adegan di film ini, gak ada pemaksaan, gak ada sesuatu yang biasa dibilang Plot Hole, semua clear... jelas, tapi emang lebih enak lagi kalau sebelum menonton film ini kita sebaiknya mengulang lagi film Marvel yang laen, tapi yang pasti yang sangat berhubungan dengan film ini adalah Captain America : Winter Soldier (untuk siapa yang belum tau siapa Bucky dan siapa Agent 13), Ant-Man (hanya untuk pengenalan karakter, dan dialog ringan antara Lang dan Wilson),dan tentunya  Age Of Ultron (inti permasalahan di film ini).

Sangat jelas, dan bener-bener terarah, konflik yang dibuat juga naik dan turun, kirain udah aman ternyata ada lagi masalah, menarik untuk diikutin, begitu juga dengan aksi-aksi para Superhero ini disaat mereka terpaksa harus berantem, Antara Vision dan Scarlet Witch, Captain America dan Ironman, Black Widow dan Hawkeye, karena mereka punya ikatan yang sangat kuat disaat sebelum terjadinya Civil War.

Tetapi bukan membandingkan dengan Batman V Superman, film ini sangat ringan (biarpun lebih berat dibanding film Marvel yang lain), sangat fun, tetapi gak banyak membuat  surprise lagi karena udah ada di Trailer.

Mungkin ini terlalu pribadi alasannya, kemunculan Batman pertama kali, Wonder Woman pertama kali dan Trinity dalam satu scene itu membuat bulu kuduk saya berdiri... hehehee, nah kalo disini gak ada, bukan jelek, gak... ini film bagus banget, tapi emosi saya disaat nonton BvS dan Civil War berbeda. Karena emang mereka sangat berbeda, ibarat daging sapi, satu dimasak rendang, satunya dibuat Soto... enaknya sama tapi sensasinya berbeda.
Martin Freeman

Kemunculan si Bilbo Baggins, eh salah... Si Martin Freeman dengan aksen amerika nya juga sangat oke, walaupun saya masih belum bisa ngelepasin karakter Bilbo dari dia (nih orang gak bisa pisah apa sama Benedict Cumberbatch ya, pada pindah ke Marvel.. hahaha) , by the way he’s a good actor.
Daniel Bruhl

Dan tentu saja sang tokoh antagonis Zemo (diperankan oleh Daniel Bruhl)  yang lagi-lagi harus nonton Age Of Ultron biar bisa nyambung kenapa dia jadi begini dan dendam banget sama Capt dan Ironman. Tapi saya kurang tau apakah Zemo disini sama dengan Zemo versi komik, atau bakal ada cerita lain nantinya, silahkan ditonton deh.
Baron Zemo
Bruhl cukup lumayan disini, cukup ngeselin ngeliat apa yang diperbuatnya film ini. Mainnya lumayan bagus, mengingat dia juga bermain cukup oke di film Rush sebagai Niki Lauda dan pengurus Hotel yang gay di film Burnt.

Sayangnya aktor indonesia Ray Sahetapy  terpaksa gak ditampilin di film karena katanya sih akting Ray sangat kuat dibandingkan dengan si Main Villain di film ini, jadi sutradara takut Zemo malah ketilep ama Ray, tapi bener apa enggaknya saya juga kurang tau.

Apa yang paling saya tunggu dari film ini...? Kayaknya kalo Captain America, Ironman dan yang lain udah biasa yah... saya menunggu kemunculan dari  SPIDER-MAN dan BLACK PANTHER, bahkan si konyol ANT-MAN pun mencuri perhatian di film ini.

SPIDER-MAN

Welcome Home Spidey, setelah perdebatan ketat dan negosiasi alot antara Sony Pictures dan Marvel karena ingin mendapatkan Spidey, akhirnya Spider-Man kembali kerumahnya dan bertemu dengan semua anggota The Avengers. Thanks for that, now we can see our friendly neighbour bisa nampil di Civil War.
Tom Holland

Tom Holland sebagai Peter Parker, well.... Jangan pernah membandingkan Tobey Macguire atau Andrew Garfield disini, karena ini beda, walaupun kadang fanboy gak bisa berhenti berdebat untuk hal-hal kayak gini.  Tom gak se cute Tobey atau Andrew. Tapi begitulah awal komik Spidey yang dibuat Stan Lee, he’s not cute, he’s just a geek, gak menarik cewek-cewek sekolah, bahan bully an, tetapi Peter cerdas, dan penggambaran sosok remaja yang hanya bisa punya DVD player bekas, gak sanggup beli komputer sehingga merakit sendiri dari ngumpulin barang-barang bekas, plus kamar yang ukuran mungkin Cuma 2x3 inilah yang sedikit berbeda.

Yupp this is not The Amazing Spider-Man, yang peter terlihat gaul, anak skater, tapi Marvel back to basic, kembali ke komik awal, kalo dilihat emang mirip dengan karakter yang diperanin oleh Tobey, tapi ini lebih remaja (Tom masih belasan tahun usianya). Tetapi saya menyukai banget disaat dia jadi Spidey. Cerewet, banyak tanya, sok tau, sampai ngebahas film favorit nya disaat lagi berantem, Hahahaha... Spidey bener-bener mengocok perut saya, he’s soooo funny.

Tobey is Great.. Andrew is Good... but Tom has a different taste, i like him... walaupun cuma sebentar maen, sekitar 10-15 menitan lah (termasuk adegan perkenalan dia dengan Tony Stark dan the hottest Aunt May ever) tapi berkesan banget, dan saya yakin Spidey juga salah satu faktor terkuat orang jadi ingin menonton film ini selain pertempuran antara Team Cap dan Team Ironman tentunya. Khusus untuk kostum yang banyak juga dikritik ama orang-orang (yang saya yakin emang gak baca komik spidey dan gak bisa move on dari Tobey dan Andrew), saya saranin baca aja komik-komik lama Spidey atau browsing deh di mbah google, akurasi nya bagus banget tuh, beda ama yg Tobey dan Andrew, dan Spidey Suit never failed me.

Gak sabar nunggu film solo nya Spider-man Homecoming.

BLACK PANTHER

Mungkin ini akan menjadi nilai minus bagi penonton yang gak mengikuti komik, karena disini Russo gak menjelaskan detail kenapa T’Challa sang Raja dari Wakanda bisa mempunyai kekuatan super, hanya dijelaskan sedikit dari obrolan T’Challa tentang siapa itu Black Panther dan sudah lama melindungi rakyat di Wakanda ( jadi Black Panther adalah ksatria pelindung  Wakanda), dan menggunakan pakaian dari bahan Vibranium (lagi-lagi hal ini juga ada penjelasannya di film Age Of Ultron tentang tambang Vibranium yang ada di Wakanda).

Hal ini menjelaskan kenapa di trailer kuku Black Panther bisa membuat lecet Tameng Captain America. Dan Kostumnya keren abisssss... komik banget, Cuma kurang jubah aja (itupun biasa dipake kalo lagi di singgasana aja sih).

Sedikit sejarah singkat tentang Black Panther, T’Challa adalah seorang Raja di negara antah berantah di Afrika yang bernama Wakanda.  Wakanda adalah negara kaya yang mempunyai hasil bumi terlangka yang bernama Vibranium (Bahan baja terkuat didunia yang juga dipakai sebagai bahan khusus untuk membuat tameng Captain America).  T’Challa adalah tokoh komik terkaya di dunia, diatas Tony Stark, Bruce Wayne dan Lex Luthor ( The Big 4 Richest  people in comic history), itulah kenapa dia sangat bijaksana dalam mengambil keputusan dan mempunyai teknologi yang hebat.

Black Panther adalah ksatria turun temurun dari keluarga kerajaan. Dahulu kala ada meteor berukuran raksasa yang mengandung mineral langka (Vibranium) jatuh di Wakanda, dan dimanfaatkan oleh raja untuk membangun negaranya. Dan dibawah pemerintahan T’Chaka (ayah T’Challa sang Black Panther di Civil War) teknologi dan kekayaan Wakanda sangat jauh diatas negara-negara lain didunia.

Untuk kekuatan,  Black Panther harus memakan rempah  berbentuk hati khas Wakanda yang mampu meningkatkan kekuatan, kecepatan, reflek, dan kecerdasan, dan hanya keturunan kerajaan lah yang bisa memakan nya, karena apabila rakyat biasa maka rempah tersebut akan menjadi racun di tubuh yang memakannya. Inilah sedikit sejarah singkat Black Panther.
Chadwick Boseman

T’Challa disini diperankan oleh Chadwick Boseman, gak banyak yang saya ketahui tentang Boseman, selain dia pernah main di film God Of Egypt bersama Gerrard Buttler dan Draft Day nya Kevin Costner. Mungkin akan lebih jelas lagi kalau film solo Black Panther akan dirilis 2018 nanti. Tetapi di sini Black Panther cukup mencuri perhatian walaupun gak bisa ngalahin si Spidey, sosok Superhero yang sangat disegani bahkan oleh Captain America sekalipun memanggil “Yang Mulia” kepadanya.

I love his character, can not wait for his solo movie. Sayangnya Storm sang istri T’Challa gak akan bisa masuk ke Universenya Marvel karena beda rumah produksi (X-Men dipegang penuh oleh FOX), kecuali bisa kerjasama kayak Marvel dan Sony sehingga Spidey bisa masuk ke MCU.

ANT-MAN

Scott Lang, merupakan Ant-Man ke dua setelah Hank Pym pensiun dan memberikan kostum Ant-Man kepada Scott. Kenapa saya memasukkan Ant-Man disini, karena ada sesuatu yang baru di Ant-Man, kekuatan Super nya yang satu lagi muncul di film ini, gak perlu saya bilang apa, hehehe ntar dibilangin Spoiler, tapi gara-gara kekuatan ini Ant-Man mencuri perhatian, dan tentu saja kelakuan konyol Scott Lang yang lagi-lagi merupakan casting yang sempurna oleh Marvel dimainkan dengan sangat baik oleh Paul Rudd.

Berapa kali saya ketawa melihat kelakuan Scott, respon pertama nya ketemu Captain America, dimana seorang kriminal, ex narapidana diajak oleh seorang Steve Rogers untuk join ke TeamCap. Mimpi di siang bolong, selama ini yang hanya didengar, baca koran, melihat di televisi aksi para Superhero melindungi dunia, eh sekarang malah diajak gabung (Bukan Spoiler karena udah ada di trailer).

Beberapa dialog kocak antara Scott dan Sam Wilson (Falcon), yang kalau udah nonton Ant-Man pasti tau kalau Falcon kena kerjain sama Ant-Man... hehehe. Fun, khas dari film-film Marvel, tetapi tetap gak berlebihan, walaupun menurut saya gak sebanyak film Marvel yang lainnya, tetapi emang faktor serius paling terasa di setiap film Captain America dibandingkan film Marvel lainnya.

Terlepas dari itu semua, Ant-Man emang gak terlalu berpengaruh sama jalan cerita film ini, tetapi, momennya sangat pas, apalagi melihat kenakalan dan keusilan Scott, mengalihkan perhatian sehingga memuluskan jalan Captain America menyelesaikan misinya (eh berarti berpengaruh dong ya.. ahhh... nonton ajalah, pasti ngerti maksud saya hahaha). Untuk kostum, well... Saya lebih suka ama kostum pertama di Ant-Man, tetapi tetep bagus kok, mengingat ada sesuatu yang baru makanya Hank Pym harus memodifikasi kostum Ant-Man ini sehingga bisa dipake buat kekuatan baru nya yah...

Yang hobi koleksi Action Figure, apalagi Funko Pop sebenernya udah bocor spoilernya tapi disini saya simpen ajalah, biar asik nontonnya.

Overall saya beri 9/10 bintang untuk film ini, sama persis dengan yang saya beri ke film Batman V Superman, bodo amatlah ama kritikus yang beda pendapat ama saya, wong saya bayar dan nonton film ini berdasarkan apa yang saya suka, dan apapun pendapat orang yang berbeda mungkin semua masalah sudut pandang dan selera, ada yang bilang nih film lebih keren dari BvS, tapi kalo saya enggak ada yang lebih keren, dua duanya layak banget ditonton, dengan kadar fun yang berbeda.

Akankah hasil pendapatan Civil War bisa menembus 1 Milyar Dollar...? tentu saja, why not.. ! Tapi kalau dibanding-bandingin dengan BvS yang udah sampe 850 juta ( dan kayaknya udah susah untuk sampai ke 1 milliar) masih gak fair.

Harus diingat, DCEU itu baru Phase 1, sementara MCU sekarang udah masuk phase 3, kalo emang niat bandingin nya antara DCEU phase 1 dan MCU Phase 1, dua film DCEU phase 1 yaitu Man Of Steel dan Batman V Superman udah melewati hasil dari 5 film MCU phase 1, soo.... Marvel juga awal-awal emang agak susah kan, tapi perlahan tapi pasti mereka makin kuat apalagi setelah ending phase 1 yaitu film The Avengers.

Saya sering banget ngeliat Haters DC atau Haters Marvel kehilangan akal sehatnya Cuma untuk membela tanpa keuntungan bagi mereka kalau DC atau Marvel lebih baik, sekali lagi saya sebagai penggemar film-film fantasy, khususnya Superhero hanya bisa menyarankan” Why not both..!!” , toh yang kehibur kita, yang seneng kita, kalo membatasi diri jadinya kayak katak dalam tempurung dong, pikiran gak maju, itu itu aja yang dibahas, gak bosen apa... hehehe.

Enjoy the Movie, gak harus tahu komik (kecuali ada pertanyaan kok kostumnya gini atau kok peter gitu dll),  yang penting nonton semua film-film Marvel Cinematic Universe, pasti ngerti. Lah kalo belum nonton gimana, yah paling bingung, ini siapa, itu gimana, kok bisa si anu jadi ngobrol gini sama si itu, hehehe.


 That’s the difference beetwen Marvel and DC, but in the good way lah...



*Gambar dari Google

Minggu, 17 April 2016

REVIEW DAREDEVIL SEASON 2

Daredevil Season 2



Ini adalah salah satu TV series yang paling saya tunggu di tahun 2016 ini, kenapa...? karena ini film keren banget, hahaha... simpel banget yah.

Dan awaaaasss... Saya ingetin bahwa tulisan ini mengandung SPOILER bagi yang belum nonton.

Mungkin gak banyak yang mengikuti serial ini pada awalnya karena di season 1 Daredevil hanya bisa dinikmati oleh pelanggan Netflix, sementara Netflix sendiri baru saja hadir di Indonesia, jadi beberapa waktu yang lalu yang mau nonton disini pasti kalo gak dari ngedownload atau beli DVD bajakannya. Mau bilang apa lagi, hal ini udah dianggap lumrah aja disini... walaupun sama sekali gak membanggakan.

Anyway, kembali ke topik awal. Daredevil alias Matthew Murdock adalah karakter komik dari Marvel yang lagi-lagi diciptakan oleh sang maestro komik Stan Lee. Beliau ingin menciptakan sesosok tokoh Superhero yang buta, tetapi justru  akibat kebutaannya itu justru indera yang lainnya yang ada pada Matt Murdock  malah berlipat ganda melebihi sensitifitas manusia normal. Sehari –hari Matt dan sahabatnya Foggy adalah pengacara yang membela masyarakat gak mampu di Hell’s Kitchen salah satu distrik di kota New York. Matt Murdock adalah pengacara di siang hari dan Daredevil di malam hari, jadi dia adalah Vigilante yang main hakim sendiri terhadap semua ketidak adilan di Hell’s Kitchen. Sekilas emang mirip Batman, tapi Daredevil murni hanya mengandalkan sisa indera nya dan keahlian bela diri nya untuk memberantas kejahatan tanpa bantuan gadget canggih.

Bagi yang belum pernah nonton Daredevil Season 1 sebaiknya saran saya tonton aja dulu, karena film ini keren banget, dan setiap episode saling terkait satu sama lain, dan sebelumnya juga harus tau kalo serial ini mendapat rating dewasa, karena emang serial ini cukup brutal plus sadis.

Berbeda dengan season 1, yang sudah jelas bahwa matt mempunyai musuh bernama Wilson Fisk alias Kingpin, di season 2 ini kita dibawa untuk menebak-nebak siapa musuh Daredevil, dimulai dari munculnya sosok pembantai yang dipanggil The Punisher, dan sosok wanita yang berskill bela diri tinggi ala Ninja yang bernama Elektra,  dan perkumpulan Ninja yang menamakan diri mereka The Hands. Tetapi yang pasti biar saya juga tidak melakukan terlalu banyak spoiler disini maka jalan cerita serial ini gak akan dibahas secara detail, mungkin hanya beberapa adegan yang sangat berkesan aja yah.

Baik di Season 1 dan Season 2 mengingatkan saya dengan trilogy Batman nya Nolan, if you like them you're gonna love this one. Gelapnya, penggamaran Hell’s Kitchennya, dan bagaimana Daredevil menyelesaikan permasalahan di daerah nya, walaupun bukan meniru, atau menjiplak, tetapi nuansa itu terasa, sama hal nya dengan season 1, dimana Matt Murdock malah tanpa menggunakan Armor (dan ini memang based on comic) membuat  saya teringat Christian Bale yang belum menggunakan Batsuit mendatangi Gordon, mirip iya, mencontoh... oh tentu tidak. Dan saya menyukainya....

Ada tiga tokoh sentral di film serial ini, yaitu Daredevil, The Punisher dan Elektra. Selain tentu saja ada Foggy Nelson dan Karen Page yang berperan sangat penting di serial ini. 

Daredevil


Alias Matthew Murdock yang diperankan oleh Charlie Cox ini bener-bener keren, dari season 1 saya udah seneng banget karakter yang dibawain nya, Charlie bener-bener full, kita gak akan pernah menyangka kalau Charlie waktu casting untuk film ini sama sekali gak mengetahui kalau karakter yang mau dibawainnya itu buta, dia baru tau sehari sebelum casting, tapi malah dia yang kepilih, keren banget.. Di sini, Daredevil mulai mendapatkan konflik batin antara tetap membela kebenaran atau kembali konsentrasi dengan firma pengacara yang dijalani nya bersama Foggy. Ditambah lagi kisah cinta nya dengan Karen dan di saat bersamaan tiba-tiba hadir sosok Elektra yang merupakan cinta sejati nya disaat kuliah, sangat mengganggu Matt. Akting Charlie terlihat cukup meningkat dibandingkan season 1, apalagi adegan di saat dia tiba-tiba tuli dikarenakan tertembak oleh The Punisher, bagaimana sosok Superhero yang sangat mengandalkan indera pendengarannya tetapi tiba-tiba menjadi tuli, i like this part, i love his acting. Ekspresi wajah ketakutan, stress, panik, marah bercampur aduk di sini, gak salah pilih cast emang.

Salah satu adegan yang sangat memorable di Season ini adalah di episode 3, yaitu adegan one take shot antara Daredevil melawan puluhan  Gank Bikers di tangga darurat yang dilakukan dari lantai 5 sampai lantai dasar tanpa cut sama sekali. Gila... itu adegan keren abisssss, bagaimana kita bisa melihat para stunt man dihajar Daredevil sampai jatuh bangun sepanjang adegan yang kurang lebih sekitar 6-7 menitan tanpa cut tersebut.
Apa alasan lain yang membuat saya sangat menyukai serial ini, karena Daredevil sangat manusiawi, dia akan luka, berdarah-darah,  bahkan patah tulang dan lebam selayaknya manusia biasa, dia juga bisa kalah. Sangat real, berbeda dengan Captain America, Superman, Thor, dan hampir seluruh jagoan lainnya yang tetep aman kalo abis berantem, dan tentu saja adegan-adegan Daredevil tadi gak pantes buat ditonton anak-anak dibawah umur.

The Punisher
Naaaah... ini, Vigilante ex marinir yang gak mengenal ampun. Hal ini yang membuat perselisihan antara  Frank Castle a.k.a The Punisher yang tega membunuh semua penjahat dan Daredevil yang tidak mau membunuh dan selalu memberi kesempatan kedua buat para penjahat di Hell’s Kitchen.

Jon Bernthal born to be The Punisher kalo menurut saya. Karakter kasar, tegas, no mercy, brutal dan sadis tapi sangat kesepian karena keluarganya dibantai habis oleh gerombolan gank di depan mata nya langsung  sangat pas dibawakannya. Jon benar-benar beda banget dibandingkan dengan 3 aktor sebelumnya yang memerankan The Punisher di film layar lebarnya. Jon sengaja meninggalkan keluarganya berbulan-bulan selama shooting Daredevil ini tanpa menelpon, E mail ataupun bertemu dengan keluarganya supaya bisa mendapatkan rasa kesepian yang mendalam seperti yang dialami Frank Castle tokoh yang diperani nya. Cool... !!! kita akan melupakan karakter Shane yang pernah dimainkan oleh Jon di The Walking Dead, tetapi entah kenapa logat dan suara Jon disini malah mengingatkan saya dengan karakter Rick Grimes di serial The Walking Dead. Tapi diluar itu dia adalah aktor yang keren, jadi teringat  waktu dia maen di film Fury bersama Brad Pitt, di situ dia ngeselin banget tapi setia kawan dan rela berkorban apapun demi kepentingan tim.

Jon mencuri perhatian di serial ini, karakternya sangat kuat dan sangat berpengaruh dengan jalan cerita di season 2 ini, dimana dia harus membantai habis semua anggota gank yang menghancurkan kehidupannya tetapi salah satu korban yang selamat dari pembantaiannya menjadi klien dari Matt Murdock dan Foggy Nelson.

Adegan yang juga sangat-sangat memorable disaat Frank disuruh membunuh leader di penjara tempat dia ditahan oleh Wilson Fisk supaya dia bisa keluar dari penjara untuk kembali menuntut balas, di situ Frank terjebak harus  melawan semua Napi disana seorang diri, adegan yang gak layak ditonton anak-anak karena terlalu brutal. Tetapi sekali lagi terlihat sangat real, seperti kejadian sungguhan dan sangat keren..!!!

Nelson and Murdock Avocado At Law juga menjadi pengacara Frank Castle disaat dia ditangkap oleh Daredevil dan diserahkan ke Polisi. Hmmmm.... hubungan yang sangat aneh... hehehe. Harus diakui berbeda dengan layar lebar Marvel, justru serial Marvel di Netflix seperti Daredevil ataupun Jessica Jones ceritanya dibuat berat, sedikit rumit dan banyak sekali konflik, and i love it soooo much.

Elektra
Elodie Yung sang pemeran Elektra Natchios pertama sekali ketika diumumkan sebagai Elektra oleh Marvel saya masih merasa ragu, di karenakan dia terlalu kurus, sementara Elektra (yang dulu pernah diperankan oleh Jennifer Garner di film Daredevil bersama Ben Afleck) yang saya tau adalah seorang yang sangat keras, sangat enerjik, dan penggambaran di komik yang seksi, tetapi wajah Elodie yung sangat unik, ada aura Asia nya, dan juga jago bela diri membuat saya harus nonton dulu baru bisa memutuskan apakah layak atau enggak (menurut saya yah ).

Di awal-awal film ini saya merasa terganggu dengan kehadiran Elektra, ditambah lagi bersamaan dengan kisah cinta antara Matt dan Karen sang sekretaris Nelson & Murdock yang sangat saya nantikan dari season 1 terganggu oleh nih cewek. Dan bener, mereka putus gara-gara nih cewek, tapi bukan karena kisah cinta yang membuat putus, tetapi campur tangan Elektra dalam kehidupan Matt yang malah membuat Matt terpaksa harus meninggalkan Karen.  Agak sebel juga, tetapi saya mengikuti episode berikutnya baru bisa dimengerti kenapa Elektra jadi kayak gini, kenapa harus Matt ? apa hubungan antara Elektra, Matt dan Stick sang Guru yang melatih Matt sejak kecil. Dimana di awal-awal saya gak suka dan sedikit kesel dengan Elektra tetapi di pertengahan season sampai di ujung ending season 2 malah menyukai karakter ini, well Elodie Yung itu tandanya akting kamu bagus, hahahaa... dari sebel jadi suka, ditambah lagi kejutan yang dibuat Marvel untuk karakter ini di ujung season membuat saya gak sabar menanti dirimu di season berikutnya.

Foggy dan Karen
Dua karakter favorit saya sepanjang season 1 dan 2, persahabatan antara Matt, Foggy dan Karen. Kisah cinta segitiga yang akhirnya terselesaikan dengan sangat baik. Pengorbanan masing-masing karakter terhadap karakter yang lain, wow... Marvel sangat jenius, yang nulis skrip cerdas. Untuk Karen (diperankan oleh si cantik Deborah Ann Woll), makin kesini makin keren karakter nya, dari wanita lemah yang hampir terbunuh di dalam penjara karena salah tuduhan dan di selamatkan oleh Matt dan Foggy sebagai pengacara nya tanpa harus membayar sepeserpun, akhirnya dipekerjakan untuk membantu Nelson & Murdock, dan malah mempunyai insting detektif yang banyak membantu menyelesaikan masalah bagi Foggy dan Matt. Ditambah lagi keyakinan nya dengan keputusan dan insting nya yang mengatakan bahwa Frank Castle itu bukan seperti yang orang lain kira. Deborah Ann Woll saya udah tau karakter kamu gak cuma sekali lewat di serial ini, tapi pasti sangat-sangat penting di serial ini
.
Untuk Foggy, what a funny man. Dulu saya kira Foggy nih pasti bakalan di bawah bayang-bayang Matt disaat membela klien mereka di ruang sidang. Ternyata saya salah, malah hebat banget kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya seolah-olah dia emang seorang pengacara hebat ( yang sebenarnya emang sangat hebat mengingat Nelson & Murdock hanyalah kantor pengacara kecil tapi bisa membuat King Pin sang mafia hell’s kitchen masuk penjara). Hal ini terjadi akibat Foggy terpaksa harus membela Frank Castle sendirian ditemani Karen karena Matt disibukkan oleh kerjaan yang dilakukan oleh Elektra (emang ganggu banget si Elektra ini ). Tetapi karakter Foggy yang sebenarnya keluar disini, He’s soooo smart. Mungkin Matt juga udah tau tentang kualitas Foggy dari awal, makanya nama firma mereka adalah Nelson & Murdock bukan sebaliknya. Dari awal season 1 sampai akhir season2 Foggy Nelson benar-benar menunjukkan seorang sahabat yang sangat menyayangi dan care banget sama Matt murdock, di tambah lagi dia mengetahui kalau Matt adalah Daredevil yang membuatnya kalang kabut dan panik melihat Matt babak belur setiap pulang ke Apartemen nya. Foggy harus merahasiakan hal ini dari Karen atas permintaan Matt, dan dia harus menyiapkan ribuan alasan apabila Karen menanyakan kejadian yang menimpa Matt. What a friend you are Foggy...!!! Sampai akhirnya konflik antara Foggy dan Matt yang harus membuat firma bantuan hukum mereka bubar, karena Matt tetap berkeras membersihkan kejahatan di Hell’s Kitchen dengan cara nya, sementara Foggy menerima kerjaan dari firma yang lebih besar milik Jeri Hogarth ( yang menonton Jessica Jones pasti tau, dan ini menghubungkan antara Daredevil dan Jessica Jones yang akan tergabung di The Defenders nanti nya). Sementara Karen beralih menjadi wartawan karena insting menyelidiki sebuah kasus sangat baik.

Akhirnya, setelah mengikuti satu season penuh adegan yang sangat saya tunggu-tunggu adalah bagaimana Matt Murdock membuka rahasianya bahwa dia adalah Daredevil kepada seseorang yang sangat nantikan dari season 1, hahaha... Adegan penutup yang sangat memuaskan. Walaupun bisa membuat season 3 menjadi lebih rumit permasalahannya akibat kejadian-kejadian di episode terakhir,  tetapi film serial ini sangat layak ditonton dan ditunggu selalu. Makanya alangkah happy nya hidup di era Superhero sedang memasuki masa keemasan di televisi dan layar lebar, ini juga sekalian buat bilangin yang suka DC tapi anti Marvel dan sebaliknya menyukai Marvel tapi anti DC itu hanyalah orang-orang yang seperti katak dalam tempurung, membatasi pola pikirnya hanya untuk dibilang Cool....  kenapa gak kedua nya... kenapa gak menyukai DC dan gak Anti Marvel atau sebaliknya. Film-film ini dibuat untuk menghibur, bukan untuk perdebatan, beda dengan mendiskusikan dan bertukar pikiran. Makanya kerasa kan kalo saya jiwa muda banget biarpun udah masuk kepala 4, karena enjoy aja kayak Stan Lee...


Dan for your info, Saya penggemar berat DC loh... dan saya sangat mengagumi hasil karya Marvel satu ini... 

I hope you enjoy reading my blog...