Daredevil Season 2
Ini adalah salah satu TV series yang paling saya tunggu di tahun 2016 ini, kenapa...? karena ini film keren banget, hahaha... simpel banget yah.
Dan awaaaasss... Saya ingetin bahwa tulisan ini mengandung SPOILER bagi yang belum nonton.
Mungkin gak banyak yang mengikuti serial ini pada awalnya
karena di season 1 Daredevil hanya bisa dinikmati oleh pelanggan Netflix,
sementara Netflix sendiri baru saja hadir di Indonesia, jadi beberapa waktu
yang lalu yang mau nonton disini pasti kalo gak dari ngedownload atau beli DVD
bajakannya. Mau bilang apa lagi, hal ini udah dianggap lumrah aja disini... walaupun sama sekali gak membanggakan.
Anyway, kembali ke topik awal. Daredevil alias Matthew Murdock
adalah karakter komik dari Marvel yang lagi-lagi diciptakan oleh sang maestro
komik Stan Lee. Beliau ingin menciptakan sesosok tokoh Superhero yang buta,
tetapi justru akibat kebutaannya itu
justru indera yang lainnya yang ada pada Matt Murdock malah berlipat ganda melebihi sensitifitas
manusia normal. Sehari –hari Matt dan sahabatnya Foggy adalah pengacara yang
membela masyarakat gak mampu di Hell’s Kitchen salah satu distrik di
kota New York. Matt Murdock adalah pengacara di siang hari dan Daredevil di malam
hari, jadi dia adalah Vigilante yang main hakim sendiri terhadap semua ketidak
adilan di Hell’s Kitchen. Sekilas emang mirip Batman, tapi Daredevil murni hanya
mengandalkan sisa indera nya dan keahlian bela diri nya untuk memberantas kejahatan tanpa bantuan gadget canggih.
Bagi yang belum pernah nonton Daredevil Season 1 sebaiknya
saran saya tonton aja dulu, karena film ini keren banget, dan setiap episode
saling terkait satu sama lain, dan sebelumnya juga harus tau kalo serial ini
mendapat rating dewasa, karena emang serial ini cukup brutal plus sadis.
Berbeda dengan season 1, yang sudah jelas bahwa matt
mempunyai musuh bernama Wilson Fisk alias Kingpin, di season 2 ini kita
dibawa untuk menebak-nebak siapa musuh Daredevil, dimulai dari munculnya sosok
pembantai yang dipanggil The Punisher, dan sosok wanita yang berskill bela diri tinggi
ala Ninja yang bernama Elektra, dan
perkumpulan Ninja yang menamakan diri mereka The Hands. Tetapi yang pasti biar saya juga tidak
melakukan terlalu banyak spoiler disini maka jalan cerita serial ini gak akan dibahas secara
detail, mungkin hanya beberapa adegan yang sangat berkesan aja yah.
Baik di Season 1 dan Season 2 mengingatkan saya dengan
trilogy Batman nya Nolan, if you like them you're gonna love this one.
Gelapnya, penggamaran Hell’s Kitchennya, dan bagaimana Daredevil menyelesaikan
permasalahan di daerah nya, walaupun bukan meniru, atau menjiplak, tetapi
nuansa itu terasa, sama hal nya dengan season 1, dimana Matt Murdock malah
tanpa menggunakan Armor (dan ini memang based on comic) membuat saya teringat Christian Bale yang belum
menggunakan Batsuit mendatangi Gordon, mirip iya, mencontoh... oh tentu tidak. Dan
saya menyukainya....
Ada tiga tokoh sentral di film serial ini, yaitu Daredevil,
The Punisher dan Elektra. Selain tentu saja ada Foggy Nelson dan Karen Page yang berperan sangat penting di serial ini.
Daredevil
Alias Matthew Murdock yang diperankan oleh Charlie Cox ini
bener-bener keren, dari season 1 saya udah seneng banget karakter yang dibawain
nya, Charlie bener-bener full, kita gak akan pernah menyangka kalau Charlie
waktu casting untuk film ini sama sekali gak mengetahui kalau karakter yang
mau dibawainnya itu buta, dia baru tau sehari sebelum casting, tapi malah dia
yang kepilih, keren banget.. Di sini, Daredevil mulai mendapatkan konflik
batin antara tetap membela kebenaran atau kembali konsentrasi dengan firma pengacara yang dijalani nya bersama Foggy. Ditambah lagi kisah cinta nya dengan
Karen dan di saat bersamaan tiba-tiba hadir sosok Elektra yang merupakan cinta
sejati nya disaat kuliah, sangat mengganggu Matt. Akting Charlie terlihat cukup meningkat
dibandingkan season 1, apalagi adegan di saat dia tiba-tiba tuli dikarenakan
tertembak oleh The Punisher, bagaimana sosok Superhero yang sangat mengandalkan
indera pendengarannya tetapi tiba-tiba menjadi tuli, i like this part, i love
his acting. Ekspresi wajah ketakutan, stress, panik, marah bercampur aduk di sini, gak salah pilih cast emang.
Salah satu adegan yang sangat memorable di Season ini adalah
di episode 3, yaitu adegan one take shot antara Daredevil melawan puluhan Gank Bikers di tangga darurat yang dilakukan dari lantai 5 sampai lantai dasar tanpa
cut sama sekali. Gila... itu adegan keren abisssss, bagaimana kita bisa melihat
para stunt man dihajar Daredevil sampai jatuh bangun sepanjang adegan yang
kurang lebih sekitar 6-7 menitan tanpa cut tersebut.
Apa alasan lain yang membuat saya sangat menyukai serial ini, karena Daredevil sangat
manusiawi, dia akan luka, berdarah-darah, bahkan patah tulang dan lebam selayaknya
manusia biasa, dia juga bisa kalah. Sangat real, berbeda dengan Captain America, Superman, Thor, dan hampir seluruh jagoan lainnya yang tetep aman kalo abis berantem, dan tentu saja adegan-adegan Daredevil tadi gak pantes buat
ditonton anak-anak dibawah umur.
The Punisher
Naaaah... ini, Vigilante ex marinir yang gak mengenal ampun.
Hal ini yang membuat perselisihan antara
Frank Castle a.k.a The Punisher yang tega membunuh semua penjahat dan
Daredevil yang tidak mau membunuh dan selalu memberi kesempatan kedua buat para
penjahat di Hell’s Kitchen.
Jon Bernthal born to be The Punisher kalo menurut saya. Karakter
kasar, tegas, no mercy, brutal dan sadis tapi sangat kesepian karena
keluarganya dibantai habis oleh gerombolan gank di depan mata nya langsung sangat pas dibawakannya. Jon benar-benar beda
banget dibandingkan dengan 3 aktor sebelumnya yang memerankan The Punisher di
film layar lebarnya. Jon sengaja meninggalkan keluarganya berbulan-bulan selama
shooting Daredevil ini tanpa menelpon, E mail ataupun bertemu dengan
keluarganya supaya bisa mendapatkan rasa kesepian yang mendalam seperti yang
dialami Frank Castle tokoh yang diperani nya. Cool... !!! kita akan melupakan
karakter Shane yang pernah dimainkan oleh Jon di The Walking Dead, tetapi entah
kenapa logat dan suara Jon disini malah mengingatkan saya dengan karakter Rick Grimes di
serial The Walking Dead. Tapi diluar itu dia adalah aktor yang keren, jadi
teringat waktu dia maen di film Fury bersama Brad Pitt, di situ dia ngeselin
banget tapi setia kawan dan rela berkorban apapun demi kepentingan tim.
Jon mencuri perhatian
di serial ini, karakternya sangat kuat dan sangat berpengaruh dengan jalan
cerita di season 2 ini, dimana dia harus membantai habis semua anggota gank
yang menghancurkan kehidupannya tetapi salah satu korban yang selamat dari
pembantaiannya menjadi klien dari Matt Murdock dan Foggy Nelson.
Adegan yang juga sangat-sangat memorable disaat Frank
disuruh membunuh leader di penjara tempat dia ditahan oleh Wilson Fisk supaya
dia bisa keluar dari penjara untuk kembali menuntut balas, di situ Frank terjebak
harus melawan semua Napi disana seorang
diri, adegan yang gak layak ditonton anak-anak karena terlalu brutal. Tetapi sekali
lagi terlihat sangat real, seperti kejadian sungguhan dan sangat keren..!!!
Nelson and Murdock Avocado At Law juga menjadi pengacara Frank
Castle disaat dia ditangkap oleh Daredevil dan diserahkan ke Polisi. Hmmmm....
hubungan yang sangat aneh... hehehe. Harus diakui berbeda dengan layar lebar Marvel,
justru serial Marvel di Netflix seperti Daredevil ataupun Jessica Jones
ceritanya dibuat berat, sedikit rumit dan banyak sekali konflik, and i love it
soooo much.
Elektra
Elodie Yung sang pemeran Elektra Natchios pertama sekali
ketika diumumkan sebagai Elektra oleh Marvel saya masih merasa ragu,
di karenakan dia terlalu kurus, sementara Elektra (yang dulu pernah diperankan
oleh Jennifer Garner di film Daredevil bersama Ben Afleck) yang saya tau adalah
seorang yang sangat keras, sangat enerjik, dan penggambaran di komik yang seksi,
tetapi wajah Elodie yung sangat unik, ada aura Asia nya, dan juga jago bela
diri membuat saya harus nonton dulu baru bisa memutuskan apakah layak atau
enggak (menurut saya yah ).
Di awal-awal film ini saya merasa terganggu dengan kehadiran
Elektra, ditambah lagi bersamaan dengan kisah cinta antara Matt dan Karen sang
sekretaris Nelson & Murdock yang sangat saya nantikan dari season 1
terganggu oleh nih cewek. Dan bener, mereka putus gara-gara nih cewek, tapi
bukan karena kisah cinta yang membuat putus, tetapi campur tangan Elektra dalam
kehidupan Matt yang malah membuat Matt terpaksa harus meninggalkan Karen. Agak sebel juga, tetapi saya mengikuti episode
berikutnya baru bisa dimengerti kenapa Elektra jadi kayak gini, kenapa harus
Matt ? apa hubungan antara Elektra, Matt dan Stick sang Guru yang melatih Matt
sejak kecil. Dimana di awal-awal saya gak suka dan sedikit kesel dengan Elektra
tetapi di pertengahan season sampai di ujung ending season 2 malah menyukai karakter ini, well Elodie Yung itu tandanya akting kamu bagus,
hahahaa... dari sebel jadi suka, ditambah lagi kejutan yang dibuat Marvel untuk karakter ini di
ujung season membuat saya gak sabar menanti dirimu di season berikutnya.
Foggy dan Karen
Dua karakter favorit saya sepanjang season 1 dan 2,
persahabatan antara Matt, Foggy dan Karen. Kisah cinta segitiga yang akhirnya
terselesaikan dengan sangat baik. Pengorbanan masing-masing karakter
terhadap karakter yang lain, wow... Marvel sangat jenius, yang nulis skrip cerdas. Untuk
Karen (diperankan oleh si cantik Deborah Ann Woll), makin kesini makin keren karakter nya, dari wanita lemah yang hampir terbunuh di dalam penjara karena
salah tuduhan dan di selamatkan oleh Matt dan Foggy sebagai pengacara nya tanpa
harus membayar sepeserpun, akhirnya dipekerjakan untuk membantu Nelson &
Murdock, dan malah mempunyai insting detektif yang banyak membantu
menyelesaikan masalah bagi Foggy dan Matt. Ditambah lagi keyakinan nya dengan keputusan dan
insting nya yang mengatakan bahwa Frank Castle itu bukan seperti yang orang
lain kira. Deborah Ann Woll saya udah tau karakter kamu gak cuma sekali lewat di serial
ini, tapi pasti sangat-sangat penting di serial ini
.
Untuk Foggy, what a funny man. Dulu saya kira Foggy nih
pasti bakalan di bawah bayang-bayang Matt disaat membela klien mereka di ruang
sidang. Ternyata saya salah, malah hebat banget kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya
seolah-olah dia emang seorang pengacara hebat ( yang sebenarnya emang sangat
hebat mengingat Nelson & Murdock hanyalah kantor pengacara kecil tapi bisa
membuat King Pin sang mafia hell’s kitchen masuk penjara). Hal ini terjadi
akibat Foggy terpaksa harus membela Frank Castle sendirian ditemani Karen karena Matt disibukkan oleh
kerjaan yang dilakukan oleh Elektra (emang ganggu banget si Elektra ini ). Tetapi karakter Foggy yang sebenarnya keluar disini, He’s soooo
smart. Mungkin Matt juga udah tau tentang kualitas Foggy dari awal, makanya
nama firma mereka adalah Nelson & Murdock bukan sebaliknya. Dari awal season 1 sampai akhir season2 Foggy Nelson benar-benar menunjukkan seorang sahabat
yang sangat menyayangi dan care banget sama Matt murdock, di tambah lagi dia
mengetahui kalau Matt adalah Daredevil yang membuatnya kalang kabut dan panik melihat Matt babak belur setiap pulang ke Apartemen nya. Foggy harus
merahasiakan hal ini dari Karen atas permintaan Matt, dan dia harus menyiapkan
ribuan alasan apabila Karen menanyakan kejadian yang menimpa Matt. What a
friend you are Foggy...!!! Sampai akhirnya konflik antara Foggy dan Matt yang harus
membuat firma bantuan hukum mereka bubar, karena Matt tetap berkeras
membersihkan kejahatan di Hell’s Kitchen dengan cara nya, sementara Foggy menerima
kerjaan dari firma yang lebih besar milik Jeri Hogarth ( yang menonton Jessica
Jones pasti tau, dan ini menghubungkan antara Daredevil dan Jessica Jones yang
akan tergabung di The Defenders nanti nya). Sementara Karen beralih menjadi wartawan
karena insting menyelidiki sebuah kasus sangat baik.
Akhirnya, setelah mengikuti satu season penuh adegan yang
sangat saya tunggu-tunggu adalah bagaimana Matt Murdock membuka rahasianya
bahwa dia adalah Daredevil kepada seseorang yang sangat nantikan dari season 1,
hahaha... Adegan penutup yang sangat memuaskan. Walaupun bisa membuat
season 3 menjadi lebih rumit permasalahannya akibat kejadian-kejadian di
episode terakhir, tetapi film serial ini
sangat layak ditonton dan ditunggu selalu. Makanya alangkah happy nya hidup
di era Superhero sedang memasuki masa keemasan di televisi dan layar
lebar, ini juga sekalian buat bilangin yang suka DC tapi anti Marvel dan
sebaliknya menyukai Marvel tapi anti DC itu hanyalah orang-orang yang seperti
katak dalam tempurung, membatasi pola pikirnya hanya untuk dibilang Cool.... kenapa gak kedua nya... kenapa gak menyukai DC
dan gak Anti Marvel atau sebaliknya. Film-film ini dibuat untuk menghibur,
bukan untuk perdebatan, beda dengan mendiskusikan dan bertukar pikiran. Makanya
kerasa kan kalo saya jiwa muda banget biarpun udah masuk kepala 4, karena enjoy
aja kayak Stan Lee...
Dan for your info, Saya penggemar berat DC loh... dan saya sangat mengagumi hasil karya Marvel satu ini...
I hope you
enjoy reading my blog...
uni baru ngeh kalau the punisher juga keluaran marvel ya? dulu Dholf Lungren yang main ya *salah kayaknya uni nulis namanya. hahaha..
BalasHapusbtw.. dek.. disetting bisa di follow donk dek blognya. biar uni bisa mantau dari blog uni..:)
Dolph uni.. Salah dikit hehehe, oh biso yo di setting.. Ok ok.. Maklum nubie hehehe
Hapuskan masih kosong sebelah kanan blog dika. bisa dika pasang widget atau banner. uni sih nyari2 di utube bae. hehehe
BalasHapusmasih belajar nih hehehe... gek dicubo
Hapusane belum nonton semua serial kedua daredevil,
BalasHapusbtw,,terbunuhnya istri dan anak punisher di episode brapa ya?