Minggu, 17 April 2016

REVIEW DAREDEVIL SEASON 2

Daredevil Season 2



Ini adalah salah satu TV series yang paling saya tunggu di tahun 2016 ini, kenapa...? karena ini film keren banget, hahaha... simpel banget yah.

Dan awaaaasss... Saya ingetin bahwa tulisan ini mengandung SPOILER bagi yang belum nonton.

Mungkin gak banyak yang mengikuti serial ini pada awalnya karena di season 1 Daredevil hanya bisa dinikmati oleh pelanggan Netflix, sementara Netflix sendiri baru saja hadir di Indonesia, jadi beberapa waktu yang lalu yang mau nonton disini pasti kalo gak dari ngedownload atau beli DVD bajakannya. Mau bilang apa lagi, hal ini udah dianggap lumrah aja disini... walaupun sama sekali gak membanggakan.

Anyway, kembali ke topik awal. Daredevil alias Matthew Murdock adalah karakter komik dari Marvel yang lagi-lagi diciptakan oleh sang maestro komik Stan Lee. Beliau ingin menciptakan sesosok tokoh Superhero yang buta, tetapi justru  akibat kebutaannya itu justru indera yang lainnya yang ada pada Matt Murdock  malah berlipat ganda melebihi sensitifitas manusia normal. Sehari –hari Matt dan sahabatnya Foggy adalah pengacara yang membela masyarakat gak mampu di Hell’s Kitchen salah satu distrik di kota New York. Matt Murdock adalah pengacara di siang hari dan Daredevil di malam hari, jadi dia adalah Vigilante yang main hakim sendiri terhadap semua ketidak adilan di Hell’s Kitchen. Sekilas emang mirip Batman, tapi Daredevil murni hanya mengandalkan sisa indera nya dan keahlian bela diri nya untuk memberantas kejahatan tanpa bantuan gadget canggih.

Bagi yang belum pernah nonton Daredevil Season 1 sebaiknya saran saya tonton aja dulu, karena film ini keren banget, dan setiap episode saling terkait satu sama lain, dan sebelumnya juga harus tau kalo serial ini mendapat rating dewasa, karena emang serial ini cukup brutal plus sadis.

Berbeda dengan season 1, yang sudah jelas bahwa matt mempunyai musuh bernama Wilson Fisk alias Kingpin, di season 2 ini kita dibawa untuk menebak-nebak siapa musuh Daredevil, dimulai dari munculnya sosok pembantai yang dipanggil The Punisher, dan sosok wanita yang berskill bela diri tinggi ala Ninja yang bernama Elektra,  dan perkumpulan Ninja yang menamakan diri mereka The Hands. Tetapi yang pasti biar saya juga tidak melakukan terlalu banyak spoiler disini maka jalan cerita serial ini gak akan dibahas secara detail, mungkin hanya beberapa adegan yang sangat berkesan aja yah.

Baik di Season 1 dan Season 2 mengingatkan saya dengan trilogy Batman nya Nolan, if you like them you're gonna love this one. Gelapnya, penggamaran Hell’s Kitchennya, dan bagaimana Daredevil menyelesaikan permasalahan di daerah nya, walaupun bukan meniru, atau menjiplak, tetapi nuansa itu terasa, sama hal nya dengan season 1, dimana Matt Murdock malah tanpa menggunakan Armor (dan ini memang based on comic) membuat  saya teringat Christian Bale yang belum menggunakan Batsuit mendatangi Gordon, mirip iya, mencontoh... oh tentu tidak. Dan saya menyukainya....

Ada tiga tokoh sentral di film serial ini, yaitu Daredevil, The Punisher dan Elektra. Selain tentu saja ada Foggy Nelson dan Karen Page yang berperan sangat penting di serial ini. 

Daredevil


Alias Matthew Murdock yang diperankan oleh Charlie Cox ini bener-bener keren, dari season 1 saya udah seneng banget karakter yang dibawain nya, Charlie bener-bener full, kita gak akan pernah menyangka kalau Charlie waktu casting untuk film ini sama sekali gak mengetahui kalau karakter yang mau dibawainnya itu buta, dia baru tau sehari sebelum casting, tapi malah dia yang kepilih, keren banget.. Di sini, Daredevil mulai mendapatkan konflik batin antara tetap membela kebenaran atau kembali konsentrasi dengan firma pengacara yang dijalani nya bersama Foggy. Ditambah lagi kisah cinta nya dengan Karen dan di saat bersamaan tiba-tiba hadir sosok Elektra yang merupakan cinta sejati nya disaat kuliah, sangat mengganggu Matt. Akting Charlie terlihat cukup meningkat dibandingkan season 1, apalagi adegan di saat dia tiba-tiba tuli dikarenakan tertembak oleh The Punisher, bagaimana sosok Superhero yang sangat mengandalkan indera pendengarannya tetapi tiba-tiba menjadi tuli, i like this part, i love his acting. Ekspresi wajah ketakutan, stress, panik, marah bercampur aduk di sini, gak salah pilih cast emang.

Salah satu adegan yang sangat memorable di Season ini adalah di episode 3, yaitu adegan one take shot antara Daredevil melawan puluhan  Gank Bikers di tangga darurat yang dilakukan dari lantai 5 sampai lantai dasar tanpa cut sama sekali. Gila... itu adegan keren abisssss, bagaimana kita bisa melihat para stunt man dihajar Daredevil sampai jatuh bangun sepanjang adegan yang kurang lebih sekitar 6-7 menitan tanpa cut tersebut.
Apa alasan lain yang membuat saya sangat menyukai serial ini, karena Daredevil sangat manusiawi, dia akan luka, berdarah-darah,  bahkan patah tulang dan lebam selayaknya manusia biasa, dia juga bisa kalah. Sangat real, berbeda dengan Captain America, Superman, Thor, dan hampir seluruh jagoan lainnya yang tetep aman kalo abis berantem, dan tentu saja adegan-adegan Daredevil tadi gak pantes buat ditonton anak-anak dibawah umur.

The Punisher
Naaaah... ini, Vigilante ex marinir yang gak mengenal ampun. Hal ini yang membuat perselisihan antara  Frank Castle a.k.a The Punisher yang tega membunuh semua penjahat dan Daredevil yang tidak mau membunuh dan selalu memberi kesempatan kedua buat para penjahat di Hell’s Kitchen.

Jon Bernthal born to be The Punisher kalo menurut saya. Karakter kasar, tegas, no mercy, brutal dan sadis tapi sangat kesepian karena keluarganya dibantai habis oleh gerombolan gank di depan mata nya langsung  sangat pas dibawakannya. Jon benar-benar beda banget dibandingkan dengan 3 aktor sebelumnya yang memerankan The Punisher di film layar lebarnya. Jon sengaja meninggalkan keluarganya berbulan-bulan selama shooting Daredevil ini tanpa menelpon, E mail ataupun bertemu dengan keluarganya supaya bisa mendapatkan rasa kesepian yang mendalam seperti yang dialami Frank Castle tokoh yang diperani nya. Cool... !!! kita akan melupakan karakter Shane yang pernah dimainkan oleh Jon di The Walking Dead, tetapi entah kenapa logat dan suara Jon disini malah mengingatkan saya dengan karakter Rick Grimes di serial The Walking Dead. Tapi diluar itu dia adalah aktor yang keren, jadi teringat  waktu dia maen di film Fury bersama Brad Pitt, di situ dia ngeselin banget tapi setia kawan dan rela berkorban apapun demi kepentingan tim.

Jon mencuri perhatian di serial ini, karakternya sangat kuat dan sangat berpengaruh dengan jalan cerita di season 2 ini, dimana dia harus membantai habis semua anggota gank yang menghancurkan kehidupannya tetapi salah satu korban yang selamat dari pembantaiannya menjadi klien dari Matt Murdock dan Foggy Nelson.

Adegan yang juga sangat-sangat memorable disaat Frank disuruh membunuh leader di penjara tempat dia ditahan oleh Wilson Fisk supaya dia bisa keluar dari penjara untuk kembali menuntut balas, di situ Frank terjebak harus  melawan semua Napi disana seorang diri, adegan yang gak layak ditonton anak-anak karena terlalu brutal. Tetapi sekali lagi terlihat sangat real, seperti kejadian sungguhan dan sangat keren..!!!

Nelson and Murdock Avocado At Law juga menjadi pengacara Frank Castle disaat dia ditangkap oleh Daredevil dan diserahkan ke Polisi. Hmmmm.... hubungan yang sangat aneh... hehehe. Harus diakui berbeda dengan layar lebar Marvel, justru serial Marvel di Netflix seperti Daredevil ataupun Jessica Jones ceritanya dibuat berat, sedikit rumit dan banyak sekali konflik, and i love it soooo much.

Elektra
Elodie Yung sang pemeran Elektra Natchios pertama sekali ketika diumumkan sebagai Elektra oleh Marvel saya masih merasa ragu, di karenakan dia terlalu kurus, sementara Elektra (yang dulu pernah diperankan oleh Jennifer Garner di film Daredevil bersama Ben Afleck) yang saya tau adalah seorang yang sangat keras, sangat enerjik, dan penggambaran di komik yang seksi, tetapi wajah Elodie yung sangat unik, ada aura Asia nya, dan juga jago bela diri membuat saya harus nonton dulu baru bisa memutuskan apakah layak atau enggak (menurut saya yah ).

Di awal-awal film ini saya merasa terganggu dengan kehadiran Elektra, ditambah lagi bersamaan dengan kisah cinta antara Matt dan Karen sang sekretaris Nelson & Murdock yang sangat saya nantikan dari season 1 terganggu oleh nih cewek. Dan bener, mereka putus gara-gara nih cewek, tapi bukan karena kisah cinta yang membuat putus, tetapi campur tangan Elektra dalam kehidupan Matt yang malah membuat Matt terpaksa harus meninggalkan Karen.  Agak sebel juga, tetapi saya mengikuti episode berikutnya baru bisa dimengerti kenapa Elektra jadi kayak gini, kenapa harus Matt ? apa hubungan antara Elektra, Matt dan Stick sang Guru yang melatih Matt sejak kecil. Dimana di awal-awal saya gak suka dan sedikit kesel dengan Elektra tetapi di pertengahan season sampai di ujung ending season 2 malah menyukai karakter ini, well Elodie Yung itu tandanya akting kamu bagus, hahahaa... dari sebel jadi suka, ditambah lagi kejutan yang dibuat Marvel untuk karakter ini di ujung season membuat saya gak sabar menanti dirimu di season berikutnya.

Foggy dan Karen
Dua karakter favorit saya sepanjang season 1 dan 2, persahabatan antara Matt, Foggy dan Karen. Kisah cinta segitiga yang akhirnya terselesaikan dengan sangat baik. Pengorbanan masing-masing karakter terhadap karakter yang lain, wow... Marvel sangat jenius, yang nulis skrip cerdas. Untuk Karen (diperankan oleh si cantik Deborah Ann Woll), makin kesini makin keren karakter nya, dari wanita lemah yang hampir terbunuh di dalam penjara karena salah tuduhan dan di selamatkan oleh Matt dan Foggy sebagai pengacara nya tanpa harus membayar sepeserpun, akhirnya dipekerjakan untuk membantu Nelson & Murdock, dan malah mempunyai insting detektif yang banyak membantu menyelesaikan masalah bagi Foggy dan Matt. Ditambah lagi keyakinan nya dengan keputusan dan insting nya yang mengatakan bahwa Frank Castle itu bukan seperti yang orang lain kira. Deborah Ann Woll saya udah tau karakter kamu gak cuma sekali lewat di serial ini, tapi pasti sangat-sangat penting di serial ini
.
Untuk Foggy, what a funny man. Dulu saya kira Foggy nih pasti bakalan di bawah bayang-bayang Matt disaat membela klien mereka di ruang sidang. Ternyata saya salah, malah hebat banget kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya seolah-olah dia emang seorang pengacara hebat ( yang sebenarnya emang sangat hebat mengingat Nelson & Murdock hanyalah kantor pengacara kecil tapi bisa membuat King Pin sang mafia hell’s kitchen masuk penjara). Hal ini terjadi akibat Foggy terpaksa harus membela Frank Castle sendirian ditemani Karen karena Matt disibukkan oleh kerjaan yang dilakukan oleh Elektra (emang ganggu banget si Elektra ini ). Tetapi karakter Foggy yang sebenarnya keluar disini, He’s soooo smart. Mungkin Matt juga udah tau tentang kualitas Foggy dari awal, makanya nama firma mereka adalah Nelson & Murdock bukan sebaliknya. Dari awal season 1 sampai akhir season2 Foggy Nelson benar-benar menunjukkan seorang sahabat yang sangat menyayangi dan care banget sama Matt murdock, di tambah lagi dia mengetahui kalau Matt adalah Daredevil yang membuatnya kalang kabut dan panik melihat Matt babak belur setiap pulang ke Apartemen nya. Foggy harus merahasiakan hal ini dari Karen atas permintaan Matt, dan dia harus menyiapkan ribuan alasan apabila Karen menanyakan kejadian yang menimpa Matt. What a friend you are Foggy...!!! Sampai akhirnya konflik antara Foggy dan Matt yang harus membuat firma bantuan hukum mereka bubar, karena Matt tetap berkeras membersihkan kejahatan di Hell’s Kitchen dengan cara nya, sementara Foggy menerima kerjaan dari firma yang lebih besar milik Jeri Hogarth ( yang menonton Jessica Jones pasti tau, dan ini menghubungkan antara Daredevil dan Jessica Jones yang akan tergabung di The Defenders nanti nya). Sementara Karen beralih menjadi wartawan karena insting menyelidiki sebuah kasus sangat baik.

Akhirnya, setelah mengikuti satu season penuh adegan yang sangat saya tunggu-tunggu adalah bagaimana Matt Murdock membuka rahasianya bahwa dia adalah Daredevil kepada seseorang yang sangat nantikan dari season 1, hahaha... Adegan penutup yang sangat memuaskan. Walaupun bisa membuat season 3 menjadi lebih rumit permasalahannya akibat kejadian-kejadian di episode terakhir,  tetapi film serial ini sangat layak ditonton dan ditunggu selalu. Makanya alangkah happy nya hidup di era Superhero sedang memasuki masa keemasan di televisi dan layar lebar, ini juga sekalian buat bilangin yang suka DC tapi anti Marvel dan sebaliknya menyukai Marvel tapi anti DC itu hanyalah orang-orang yang seperti katak dalam tempurung, membatasi pola pikirnya hanya untuk dibilang Cool....  kenapa gak kedua nya... kenapa gak menyukai DC dan gak Anti Marvel atau sebaliknya. Film-film ini dibuat untuk menghibur, bukan untuk perdebatan, beda dengan mendiskusikan dan bertukar pikiran. Makanya kerasa kan kalo saya jiwa muda banget biarpun udah masuk kepala 4, karena enjoy aja kayak Stan Lee...


Dan for your info, Saya penggemar berat DC loh... dan saya sangat mengagumi hasil karya Marvel satu ini... 

I hope you enjoy reading my blog...

5 komentar:

  1. uni baru ngeh kalau the punisher juga keluaran marvel ya? dulu Dholf Lungren yang main ya *salah kayaknya uni nulis namanya. hahaha..

    btw.. dek.. disetting bisa di follow donk dek blognya. biar uni bisa mantau dari blog uni..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dolph uni.. Salah dikit hehehe, oh biso yo di setting.. Ok ok.. Maklum nubie hehehe

      Hapus
  2. kan masih kosong sebelah kanan blog dika. bisa dika pasang widget atau banner. uni sih nyari2 di utube bae. hehehe

    BalasHapus
  3. ane belum nonton semua serial kedua daredevil,
    btw,,terbunuhnya istri dan anak punisher di episode brapa ya?

    BalasHapus